BAB I
PENDAHULUAN
Asam
organik telah diketahui lama sebelum asam anorganik. Banyak tentunya yang lebih
mengenal asam anorganik (HCl dan H2SO4)
daripada asam organik, akan tetapi suku-suku primitif lebih mengenal asam
organik seperti asam asetat yang mereka dapatkan ketika reaksi fermentasi yang
mereka lakukan terlalu lama sehingga menghasilkan cuka, bukan alkohol.
Ahli
alam pada abad ke-tujuh belas mengetahui bahwa sengatan akibat gigitan semut
merah disebabkan oleh asam organik yang dimasukkan ke luka oleh semut tersebut.
Selain itu telah lama disadari bahwa rasa asam segar pada buah jeruk dihasilkan
oleh senyawa organik yang disebut asam sitrat. Bau kambing dihasilkan oleh
senyawa asam kaproat. Asam asetat pada
cuka, asam format pada semut merah dan asam sitrat pada buah merupakan keluarga
senyawa yang sama, yaitu keluarga asam karboksilat.
Beberapa
turunan asam karboksilat juga penting. Ester merupakan turunan asam yang akan kita bahas lebih mendalam. Aroma harum dari parfum,
aroma buah-buahan, aroma bunga merupakan contoh dari ester.
BAB II
LANDASAN TEORI
Gugus
fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan susunan tertentu
yang menentukan struktur dan sifat suatu senyawa atau yang lebih umumnya
diartikan sebagai kereaktifan senyawa kimia dalam molekul. Senyawa-senyawa yang
mempunyai gugus fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama.
Gugus fungsi tersebut merupakan bagian yang paling reaktif jika senyawa tersebut
bereaksi dengan zat lain. Senyawa hidrokarbon yang hanya mengandung atom H dan
O dikelompokkan menjadi alkana, alkena, alkuna, sikloalkana dan sikloalkena. Senyawa
yang mengandung atom C, H dan O dikelompokkan menjadi alkohol, eter, aldehid,
keton, asam karboksilat dan ester.
Namun,
dalam hal ini pembahasan mendalam kami tunjukan tentang senyawa hidrokarbon
yakni Ester.
1. Pembuatan ester
Esterifikasi
merupakan salah satu reaksi yang sering dilakukan sebagai langkah untuk
mensintesis sebuah senyawa kimia organik, ester biasa dipersiapkan dengan
esterifikasi langsung asam dengan alcohol dengan asam sebagai katalis (asam
sulfurat, hydrogen klorida ) dengan alkoholisis asam klorida asam anhidrid dan
garam metalik atau asam karboksilat dengan alkil halide atau alkil sulfat.misal,
Alkohol dengan asam alkanoat dapat membentuk ester.
Contoh
sejenis esterifikasi langsung dengan katalis asam meliputi mekanisme berikut :
Protonasi kelompok karboksil
Penambahan alkohol
Pengahapusan air dan deprotonasi
Secara
umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat
sebagai berikut:
1. Alkohol
primer bereaksi paling cepat, disusul alcohol sekunder, dan paling lambat
alcohol tersier.
2. Ikatan
rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam
aromatic (benzoate dan p- toluata) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas
konfersi yang tinggi.
4. Makin
panjang rantai alcohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh pada laju reaksi.
Senyawa
– senyawa ester banyak kegunaannya dikehidupan manusia, terutama dibidang
farmasi. Maka dari itu pembuatan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan dan
lebih mempelajari lagi khususnya senyawa ester.
Dalam
kimia, ester adalah suatu senyawa
organik yang terbentuk melalui penggantian satu ( atau
lebih) atom hydrogen pada gugus hidrogsil dengan suatu gugus organic (biasa
dilambangkan dengan R). asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki
gugus -OH yang hydrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Ester
dapat dibuat dengan keseimbangan oleh suatu alkohol dan suatu asam karbon.
Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alcohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon). Sebagai
contoh, reaksi antara alcohol dengan asam butir menghasilkan ester metil butir
C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Hal yang paling sederhana adalah H-COO-CH3
Metil metanoat. Karena ester berasal dari asam yang lebih tinggi alkane
menyebuatnya dengan akhiran –oat. Secara umum ester dari asam berbau harum meliputi benzoate
seperti metil benzoate.
2. Struktur Ester sebagai turunan dari
Asam Karboksilat
Ester
merupakan turunan dari asam karboksilat. Gugus fungsi ester diperoleh dengan
melepaskan atom H pada gugus karboksil,
sehingga ester mempunyai gugus fungsi -COO- atau COO. Untuk dapat memahami hal
ini perhatikan struktur Ester menggunakan model molymod berikut:
Dari
struktur tersebut, rumus umum untuk ester
adalah
CnH2nO2
Tatanama
ester dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu nama menurut sistem IUPAC dan nama
trivial.
3. Tatanama ester
Ester disebut juga alkil alkanoat. Penamaan ester dilakukan dengan menyebutkan terlebih dahulu alkil yang melekat pada gugus karbonil kemudian disusul nama karboksilatnya.
Contoh
!
Metil
propanoat etil
etanoat isopropil etanoat
Tatanama trivial ester
disesuaikan dengan tatanama trivial karboksilatnya.
Metil
propionate Etil
asetat Isopropil asetat
4. Sifat fisik Ester
Ester yang diturunkan dari asam
karboksilat pada umumnya mempunyai sifat yang berlawanan dari zat asalnya,
karena ester mempunyai bau yang menyenangkan dan sering terdapat pada aroma
buah-buahan dan bunga-bungaan.
Molekul-molekul ester bersifat polar
namun tidak mampu membentuk ikatan hidrogen intermolekuler satu dengan yang
lain. Karenanya ester mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada asam
karboksilat isomernya. Seperti yang dapat diduga titik didih ester terletak
antara keton dan eter dengan massa molar yang sebanding. Karena molekul-molekul
ester dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul air, ester dengan
massa molar rendah larut dalam air. Ester yang memiliki tiga hingga lima atom karbon
larut dengan baik dalam air. Tabel ini menunjukkan sifat-sfifat fisik beberapa
ester yang umum dijumpai.
Table
sifat-sifat fisik ester.
5.
Sifat
Kimia Ester
Ester
merupakan senyawa yang bersifat netral. Biasanya ester mengalami reaksi kimia
dimana gugus alkoksi ( -OR’) digantikan oleh gugus yang lain. Salah satu reaksi
seperti ini adalah hidrolisis. Hidrolisis dipercepat dengan adanya asam atau
basa. Hidrolisis dalam suasana asam merupakan kebalikan dari esterifikasi.
Ester direfuk dengan air berlebih yang mengandung
katalis asam yang kuat. Akan tetapi reaksi tersebut merupakan reaksi
kesetimbangan, sehingga reaksi tidak pernah berhenti.
Jika suatu basa (NaOH atau KOH)
digunakan untuk menghidrolisa ester maka reaksi tersebut sempurna. karena Asam
karboksilat dilepaskan dari kesetimbangan dengan mengubahnya menjadi garam.
Garam organik tidak bereaksi dengan alkohol sehingga reaksi tersebut merupakan
reaksi tidak dapat balik.
6. Kegunaan Dan Fungsi Ester
Beberapa senyawa ester mempunyai
aroma buah-buahan seperti apel (metil butirat), aroma pisang (amil asetat),
aroma nanas (etil butirat) dan masih banyak lagi.Dengan prinsip reaksi
esterifikasi tersebut dapat dibuat aroma buah-buahan tiruan. Jadi rasa dan
aroma buah-buahan yang terdapat pada makanan seperti permen, sirup dapat
digantikan dengan senyawa ester.
Ester tidak hanya penting untuk kosmetik
dan penambah rasa, tapi juga untuk penerapan lain. Beeswax, campuran ester
seperti C25H51COO–C30H61, dan dan Carnauba wax, ester lain, digunakan pada
cat/pelapis mobil dan mebelair. Lemak dan minyak (bukan minyak tanah) merupakan
ester dari gliserol dengan asam-asam lemak; ini penting bagi makanan kita.
Ester-ester aspirin dan metil salisilat digunakan dalam pengobatan sebagai
analgesik dan anti-peradangan. Metil salisilat, juga disebut minyak wintergreen,
merupakan bahan utama rasa/bau wintergreen. Etil asetat digunakan sebagai penghapus
cat kuku/kutek.
7. Hidrolisis Ester
Hidrolisis ester yaitu dengan
memecahnya menjadi asam-asam karboksilat (atau garam-garamnya) dan alkohol
dengan bantuan air, asam encer atau basa encer. Penjelasan dimulai dengan
hidrolisis ester-ester sederhana seperti etil etaoat, lalu
dilanjutkan dengan hidrolisis ester yang lebih besar, yang lebih kompleks untuk
pembuatan sabun.
Hidrolisis ester-ester sederhana
Pengertian
hidrolisis
Secara teknis, hidrolisis adalah
sebuah reaksi dengan air. Reaksi inilah yang sebenarnya terjadi ketika ester
dihirolisis dengan air atau dengan asam encer seperti asam hidroklorat encer.
Hidrolisis ester dengan basa
melibatkan reaksi dengan ion-ion hidroksida, tetapi hasil keseluruhannya sangat
mirip sehingga dikategorikan dalam hidrolisis dengan air atau asam encer.
Hidrolisis menggunakan air atau
asam encer
Reaksi dengan air murni sangat
lambat sehingga tidak pernah digunakan. Reaksi ini dikatalisis oleh asam encer,
sehingga ester dipanaskan di bawah refluks dengan sebuah asam encer seperti
asam hidroklorat encer atau asam sulfat encer. Berikut dua contoh sederhana
dari hidrolisis menggunakan sebuah katalis asam.
Pertama,
hidrolisis etil etanoat:
Perhatikan bahwa kedua reaksi di
atas dapat balik (reversibel). Untuk melangsugkan hidrolisis sesempurna
mungkin, harus digunakan air yang berlebih. Air diperoleh dari asam encer,
sehingga ester perlu dicampur dengan asam encer yang berlebih.
Hidrolisis menggunakan basa encer
Ini merupakan cara yang lazim digunakan
untuk menghidrolisis ester. Ester dipanaskan di bawah refluks dengan sebuah
basa encer seperti larutan natrium hidroksida.
Ada dua kelebihan utama dari cara
ini dibanding dengan menggunakan asam encer. Reaksinya berlangsung satu arah
dan tidak reversibel, dan produknya lebih mudah dipisahkan.Mari kita mengambil
contoh ester sama seperti kedua contoh di atas, tapi menggunakan larutan
natrium hdroksida bukan sebuah asam encer:
Pertama,
hidrolisis etil etanoat menggunakan larutan natrium hidroksida:
dan
selanjutnya hidrolisis metil propanoat dengan cara yang sama:
Perhatikan bahwa terbentuk garam
natrium bukan asam karboksilat sendiri. Campuran ini relatif mudah dipisahkan.
Jika digunakan larutan natrium hidroksida yang berlebih, tidak akan ada ester
yang tersisa.
Alkohol yang terbentuk bisa
dipisahkan dengan distilasi. Pemisahan ini cukup mudah. Jika menginginkan terbentuk
asam bukan garamnya, ini harus menambahkan asam kuat yang berlebih seperti asam
hidroklorat encer atau asam sulfat encer ke dalam larutan yang tersisa setelah
distilasi pertama. Jika melakukan ini, campuran akan dibanjiri dengan ion-ion
hidrogen. Ion-ion hidrogen ini ditangkap oleh ion-ion etanoat (atau ion paropanoat
atau ion apapun) yang terdapat dalam garam membentuk asam etanoat (atau asam
propanoat, dan lain-lain).
Karena asam-asam ini adalah asam
lemah, maka ketika bergabung dengan ion hidrogen, cenderung tetap bergabung. Sekarang
asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
Hidrolisis ester-ester kompleks
utuk membuat sabun
Pembahasan ini berkaitan dengan
hidrolisis basa (dengan menggunakan larutan natrium hidroksida) ester-ester
besar yang ditemukan dalam lemak dan minyak hewani dan nabati. Jika ester-ester
besar yang terdapat dalam lemak dan minyak hewani dan nabati dipanaskan dengan
larutan natrium hdiroksida pekat, reaksi yang terjadi persis sama dengan reaksi
pada ester-ester sederhana.
Terbentuk asam karboksilat – kali
ini, garam natrium dari sebuah asam besar seperti asam oktadekanoat (asam
stearat). Garam-garam ini merupakan komponen sabun yang penting – yaitu
komponen yang melakukan pembersihan.Juga terbentuk alkohol – kali ini, alkohol
yang lebih rumit, propan-1,2,3-triol (gliserol).
Karena
hubungannya dengan pembuatan sabun, hidrolisis ester dengan basa terkadang disebut
sebagai saponifikasi.
0 komentar:
Posting Komentar